queen-ing, washing then blogging

Monday, February 16, 2015

ikutan kelas akberbekasi!

Aloha.
Akhirnya ada bahan untuk update. Hohoho.
Ya lantaran udah keburu janji juga sama Irma mau update tentang ketemu an kemaren. Hihihi.

Jadi, begini cerita nya...
Pas banget kepala sekolah tempat sekolah saya mengajar dulu posting di fb nya tentang event Akademi Berbagi Bekasi, saya langsung antusias Dan mau bingit ikut. Lantaran tempat nya deket banget, tinggal ngesot dikit naik Angkot sekali cuma 10menitan lah, sampe! Dan... Juga pembicara dan temanya okeh punya!
Pembicaranya Mira Sahid.
Yang Mana, Kalo feeling saya sih, Kalo ada Mak Mira pasti ada mak Irma. Mereka itu bagai kembar dempet :D
Mayan untuk melepas kangen :)


Ya inti dari sharing kali ini adalah berkreatif positif lah dalam menggunakan media sosial tanpa harus melupakan bahwa komunikasi face-to-face horisontal antar sesama mahluk sosial harus tetap terjaga, terbangun Dan selaras dengan komunikasi via social media.

Kalo menurut pengalaman saya, berkomunikasi terutama lisan itu bukan hal yang mudah, apa lagi harus memulai, membangun Dan menjaganya.
Saya pun bersama suami terus belajar cara berkomunikasi yang baik antar kita. Berkomunikasi menurut persepsi kami bersama adalah berbicara secara langsung, bukan melalui SMS atau media lainnya (komunikasi tak langsung)  yang rentan kesalahfahaman.
Terus berlatih, karena practise makes perfect, mamennn!!
Prinsip kita, MANA GUA TAU APA YG LU MAU KALO LU GA BILANG?
Semua bisa dibicarakan/di komunikasi kan.

Saya baru ngeh loh.
Ternyata basa basi seperti : "halo, apakabar? Nama saya A bla bla"
Pun, Basa basi yang mulai dianggap Ga penting Dan kepo kalo ketemu tetangga, "mau kemana?"
Adalah salah satu contoh membangun komunikasi.

Balik lagi ke sosmed yang tak terbatas. Interaksi kita di sosmed perlu dikaji lagi, seberapa penting, seberapa perlu.
Ga semua hal plek plek diumbar di sosmed.
Berapa lama waktu menggunakan sosmed, ga terus2an mantengin sosmed sehingga komunikasi nyata di depan mata terlupakan. Kita sebagai pelaku pengguna sosmed yang membuat batasan2 tersebut.

Fenomena Ga bisa lepas dari gadget Dan sosmed ternyata bisa disiasati dengan membangun kesadaran/awareness untuk 'alam bawah sadar' melalui kebiasaan bahwa kita bisa berinteraksi/berkomunikasi langsung tanpa sosmed. Seperti peraturan quality time dengan keluarga tanpa gadget, penggunaan flight mode ketika quality time bersama pasangan (saran dari mas Rio).
Kalo saya, pegang gadget Dan eksis di socmed saat bayi ganteng saya lagi tertidur. Kalo doi lagi bangun, waktu saya fokus bersamanya Dan berkomunikasi. Ngobrol, apa aja, walaupun dia Blum bisa ngomong :D. Saya mengajarkan dia cara berkomunikasi.

Dari tadi ngomongin socmed, Mana pembahasan kreativitasnya?
Hihihi.
Jadi, proses kreatif melalui inovasi akan membawa satu perubahan.
Mulai lah kreatif dalam hal positif, bergabung dengan komunitas dengan minat/visi yang sama, berinovasi bersama.

Sayang kan, kalau socmed yang biayanya terjangkau, mudah diakses cuma buat gegalauan. Semua jenis galau, dari galau cantik, galau elegant ataupun galau bingit.
Berinovasi, maksimalkan socmed untuk publikasi, pemasaran, membangun jaringan, membangun personal branding, membangun komunikasi yang lebih intens sehingga bisa saling bersinergi untuk hal2 yang positip.

Ya kira2 begitu sih yang sempat saya 'rekam' dari kelas akber kemarin + dibumbuin dikit  pendapat Dan pengalaman saya tentang komunikasi Dan sosmed.

Saya seneng bisa dateng ke kelas itu Dan bertemu kangen dengan sahabat2 cantik nan luarbiasa Dan juga orang2 baru yang juga Ga kalah luar biasanya.

Seperti biasa, di akhir acara ada acara poto bersama semua peserta, poto bersama seleb blog Dan poto welfie. Hohoho. Mudah2an bisa ikutan lagi di kelas seperti ini.


Jadi, untuk update blog harus ikut kelas akber dulu kali ya supaya ada bahan. Hihihi